Produk Gula Aren Temon Hasil Petani Milenial Tembus Pasar Kanada





AGRIBISNIS -  JAKARTA. Gula aren temon produksi petani milenial asal Pacitan tembus ke pasar ekspor yakni ke Kanada. Ekspor produk ini dilakukan wirausahawan muda pertanian dari Kabupaten Pacitan sebagai Penerima Manfaat (PM) Program YESS di Provinsi Jawa Timur. 

Kementerian Pertanian (Kementan) mengapresiasi I Gusti Ayu Ngurah Megawati, petani milenial asal Pacitan, yang dinilai mampu mengoptimalkan produksi gula aren temon, dengan omset belasan juta rupiah tiap bulan dan menembus pasar ekpor mancanegara.

Apresiasi tersebut disampaikan Direktur Polbangtan Malang Setya Budhi Udrayana dan Project Manager Program YESS PPIU Jatim, Acep Hariri pada I Gusti Ayu Ngurah Megawati, akrab disapa Mega, saat mengunjungi lokasi produksi gula aren Temon di Kecamatan Arjosari, Pacitan pada Sabtu (21/1).

Gula aren adalah jenis gula yang diperoleh dari getah pohon aren yang tumbuh di daerah tropis. Gula ini telah digunakan selama berabad-abad oleh masyarakat sebagai pemanis alami. Peluang pasar yang bagus,  dimanfaatkan dengan baik oleh Mega sebagai peluang usaha yang menjanjikan.

Potensi produksi, peluang pasar dan kinerja Mega sebagai pengusaha muda mendorong Kementan melalui Polbangtan Malang selaku Provincial Project Implementation Unit [PPIU] dari Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Program (Program YESS) memberikan Hibah Kompetitif (HK) sebagai Penerima Manfaat (PM) Program YESS pada 2021 setelah Mega merintis usaha gula aren sejak 2020.

Mega mengakui dukungan Program YESS mendorongnya lebih giat meningkatkan kualitas dan kuantitas gula semut aren yang dikenal dengan merek temon. Kini, produknya telah memiliki tujuh varian produk yakni gula aren semut, gula aren cetak, gula aren mini cube, kopi gula aren, jahe merah gula aren dan gula aren sachet.

"Gula aren yang kami produksi tidak melalui proses kimiawi. Beda dengan gula tebu. Rendah glikemik dan dibuat secara tradisional tanpa pengawet. Rasanya khas, karena cara penderesan dan larutan yang digunakan adalah bahan-bahan organik dari alam," kata Mega dalam siaran pers Kementan, Rabu (26/1).

Direktur Polbangtan Malang, Setya Budhi Udrayana berharap pada Mega untuk melakukan resonansi dan memberikan inspirasi bagi generasi milenial lainnya di Pacitan maupun Jawa Timur.